Perempuan, Daster dan Liyan: Domestifikasi Perempuan dalam Lagu “Mendung Tanpo Udan”

Main Article Content

Sulih Dewi
Dinar Primasti

Abstract

Women representation in popular culture is always positioned as an object. This study aims to uncover the identity of women who appear in the song Mendung Tanpo Udan. This research is a literature study that focuses on finding the meaning of the words sarong and daster attached to men and women. Then those meanings are analyzed, and its intertextuality is sought to dismantle the ideology in it. The results showed domestication of women in this song by attaching the word blojo dasteren to women while moco koran sarungan to men. Newspaper and sarong have more positive connotations for men, while blonjo and daster have more negative connotations for women. Women are still positioned in domestic affairs while men are in public affairs. Popular culture has alienated women in the sense of making women the second sex after men.


Abstrak


Representasi perempuan dalam budaya popular selalu diposisikan sebagai obyek. Penelitian ini bertujuan untuk membongkar identitas perempuan yang dimunculkan dalam lagu Mendung Tanpo Udan. Penelitian ini merupakan studi literatur yang difokuskan pada pencarian makna kata sarung dan daster yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan. Kemudian makna tersebut dianalisa dan dicari intertekstualitasnya untuk membongkar ideologi di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat domestifikasi perempuan dalam lagu ini dengan melekatkan kata blonjo dasteren pada perempuan sementara moco koran sarungan pada laki-laki. Koran dan sarung lebih memiliki makna konotasi yang positif bagi laki-laki sedangkan kata blonjo dan daster memiliki konotasi yang lebih negatif bagi perempuan. Perempuan tetap diposisikan pada urusan domestik sementara laki-laki pada urusan publik. Budaya popular telah memposisikan perempuan sebagai liyan, dalam arti menjadikan perempuan sebagai jenis kelamin kedua setelah laki-laki.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Dewi, S., & Primasti, D. (2022). Perempuan, Daster dan Liyan: Domestifikasi Perempuan dalam Lagu “Mendung Tanpo Udan”. Jurnal Komunikasi Nusantara, 4(1), 45-53. https://doi.org/10.33366/jkn.v4i1.105
Section
Articles

References

Adhitama, B. P. (2014). Perempuan dalam Lirik Lagu Dangdut Koplo Dimaknai Pekerja Keras dan Curhat “Melas“. COMMONLINE DEPARTEMEN KOMUNIKASI, 3(3), 474–487.

Ash-shidiqy, H. (2016). Citra Perempuan dalam Lagu-Lagu Dangdut: Analisa Feminisme dalam Budaya Populer. Jurnal Al-Tsaqafa, 13(1), 135–143.

Bagaskara, A. (2017). Menegosiasi Otentisitas: Kancah Musik Independen Indonesia dalam Konteks Komodifikasi oleh Perusahaan Rokok. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 22(2), 235–255. https://doi.org/10.7454/mjs.v22i2.7850

Barker, C. (2009). Cultural Studies: Teori dan Praktik. Bantul: Kreasi Wacana.

Beauvoir, S. De. (2016). Second Sex: Kehidupan Perempuan. Yogyakarta: Narasi.

Christianna, A., Saidi, A. I., & Sihombing, R. M. (2021). Identitas Kultural dalam Pakaian Perempuan Jawa: Kajian semiotika lukisan damar kurung karya Masmundari. Prosiding SNADES 2021 - Kebangkitan Desain & New Media: Membangun Indonesia Di Era Pandemi, 70–77.

Donatus, S. K. (2020). Relasionalitas Filsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomen. Studia Philosophica et Theologica, 19(1), 115–118. https://doi.org/10.35312/spet.v19i1.179

Giroux, H. A. (1994). Disturbing Pleasures. Routledge.

Hadiansyah, S. (2021). Kisah di Balik Penciptaan Lagu Mendung Tanpo Udan yang Booming hingga ke Luar Negeri. Liputan6.Com. https://www.liputan6.com/showbiz/read/4657637/kisah-di-balik-penciptaan-lagu-mendung-tanpo-udan-yang-booming-hingga-ke-luar-negeri

Herawati, I. (2018). Seksisme dalam Lagu Bojoku Galak Via Valen. Tuah Talino, 12(1), 113–122.

Hutabarat, H. T. (2019). Resensi Buku Relasionalitas, Filsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomenon. GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual Dan Filsafat Keilahian, 4(2), 261–265. https://doi.org/10.21460/gema.2019.42.473

Kumparan.com. (2018). Pakaian Favorit Perempuan Indonesia, Ini Cerita di Balik Daster. Kumparan.Com. https://kumparan.com/kumparanstyle/asal-usul-daster-berasal-dari-amerika-dan-dipakai-oleh-koboi-27431110790544696/full

Lesmana, J. A. (2021). Sering Pakai Baju Daster, Perempuan akan Ditingglakan Suami? Persepsi Ngawur.
Konde.Co. https://www.konde.co/2021/04/mengenakan-baju-daster-perempuan-akan-ditinggalkan-suami-tolak-persepsi-ini.html/

Mills, S. (2008). Language and Sexism. Cambridge: Cambridge University Press.

Qorib, F., & Dewi, S. I. (2021). Sobat Ambyar: The Phenomenon of Fans. Social Media, and Moderm Campursari Music in Indonesia. Jurnal Pekommas, 6(2), 67–76.

Riyanto, A. (2018). Relasionalitas Filsafat Fondasi Intepretasi: Aku Teks, Liyan dan Fenomen. Yogyakarta: Kanisius.

Sari, H. M., & Rofani, S. (2020). Analisis Semiotika Budaya Berbusana Sarung: Antara Indonesia dan Mesir. Multaqa Nasional Bahasa Arab, 3(1), 451–458.

Sari, R. P., & Suprihatin, S. (2020). Akulturasi Budaya Pada Komunitas Virtual ‘Sobat Ambyar.’ CHANNEL: Jurnal Komunikasi, 8(1), 25–36. https://doi.org/10.12928/channel.v8i1.15058

Solihin, O. (2015). Makna Komunikasi Non Verbal dalam Tradisi Sarungan di Pondok Pesantren Tradisional di Kota Bandung. JIPSI-Jurnal Ilmu Politik Dan Komunikasi UNIKOM, 4.

Sulistiono, A., & Dewi, S. I. (2019). Representasi Perempuan dalam Film Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss Part 1 dalam Perspektif Gender. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 8(4), 385–397.

Tyas, W. W. (2021). Ramadhan 2021, Inilah Sejarah dan Ssal Usul sarung, Ternyata Bukan Asli Indonesia.
Batam.Tribunnews.Com. https://batam.tribunnews.com/2021/04/04/ramadhan-2021-inilah-sejarah-dan-asal-usul-sarung-ternyata-bukan-asli-indonesia?page=all

Weintraub, A. N. (2013). The Sound and Spectacle of Dangdut Koplo: Genre and Counter-Genre in East Java, Indonesia. Asian Music, 44(2), 160–194. https://doi.org/10.1353/amu.2013.0019

Wiflihani. (2016). Fungsi Seni Musik dalam Kehidupan Manusia. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya, 2(1), 101–107.

Williams, R. (1974). On High and Popular Culture. Newrepublic.Com. https://newrepublic.com/article/79269/high-and-popular-culture

Wolf, N. (2004). Mitos Kecantikan. Yogyakarta: Niagara.

Yustiningsih, R. (2020). Daster. Solopos.Com. https://www.solopos.com/daster-1072307