Newsmaking Criminology: Korban Kejahatan Susila dalam Berita Media Online

Main Article Content

Husen Mony
Desi Wahyuni

Abstract

In the perspective of newsmaking criminology, news about crime does not represent facts. Often, the media orchestrate the other side of the actual event to attract attention. The purpose of this study was to determine: 1) newsmaking criminology in the news of victims of sexual crimes; 2) a prominent dimension in the news. The method uses quantitative content analysis, with the national online media news population. The main concept is newsmaking criminology with 6 dimensions. The result is that these 6 dimensions appear in the news under study. The dimensions of identity and photo exploitation are raised through the loading of photos of the victims' families; the words used distort the meaning of the event and the behavior of the perpetrator; while victim blaming and news objectivity are present through shifting the focus of news to family issues; Stereotypes arise through information on the behavior of the victim that causes the perpetrator to commit his actions. The conclusion of this research is the most prominent dimension in reporting, from 828 news articles, which are published in 5 national online media, namely: 1) the use of words or phrases, as many as 59 findings; and 2) identification of 31 findings.


Abstrak


Dalam perspektif newsmaking criminology, berita tentang kejahatan tidak merepresentasikan fakta. Seringkali, media mengorkestrasi sisi lain dari peristiwa sebenarnya untuk menarik perhatian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) newsmaking criminology dalam berita korban kejahatan susila; 2) dimensi yang menonjol dalam berita tersebut. Metodenya menggunakan analisis isi kuantitatif, dengan populasi berita media online nasional. Konsep utamanya newsmaking criminoogy dengan 6 dimensi. Hasilnya adalah 6 dimensi tersebut muncul dalam berita yang diteliti. Dimensi identitas dan eksploitasi foto dimunculkan lewat pemuatan foto keluarga korban; kata-kata yang digunakan mendistorsi makna peristiwa dan perilaku pelaku; sedangkan victim blaming dan objektifitas berita hadir melalui penggeseran fokus berita ke isu-isu keluarga; stereotype muncul melalui informasi perilaku korban yang mengabitkan pelaku melakukan perbuatannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dimensi yang paling menonjol dalam pemberitaan, dari 828 artikel berita, yang termuat pada pada 5 media online nasional, yaitu: 1) penggunaan kata atau frasa, sebanyak 59 temuan; dan 2) pencantuman identitas, sebanyak 31 temuan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Mony, H., & Wahyuni, D. (2023). Newsmaking Criminology: Korban Kejahatan Susila dalam Berita Media Online. Jurnal Komunikasi Nusantara, 5(1), 11-20. https://doi.org/10.33366/jkn.v5i1.181
Section
Articles

References

Afiqah, M. K., W. A. W. A. S. Z. O. & R. B. (2021). The Role of Journalistic Style Transformation in the Development of News Literacy. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 11, 1064–1078.

Astria, K. K., Nuzuli, A. K., & Handayani, F. (2021). Etika Jurnalistik, Perempuan dan Pemberitaan Pelecehan Seksual di Media Online. Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab Dan Dakwah, 3(2), 191–199.

Barak, G. (1994). Media, society, and criminology. Media, Process, and the Social Construction of Crime: Studies in Newsmaking Criminology, 3–45.

Boer, K. M. (2012). Nude Photography, Eksploitasi Tubuh Pengatasnamaan Seni. Komunikator, 4(01).

Diani, P. M. (2017). Viktimisasi Berganda pada Perempuan Korban Kejahatan Kekerasan (Analisis Isi Pemberitaan Korban Pemberitaan Korban Perempuan dalam Koran Pos Kota April 2012-Maret 2013). Jurnal Kriminologi Indonesia, 10(1).

Reksoprodjo, F. S. (2022). Newsmaking Criminology dan Kejahatan Terkait Corona di Indonesia1. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9.

Griffin, T. (2021). Comparing expert versus general public rationale for death penalty support and opposition: Is expert perspective on capital punishment consistent with “disciplined retention”? Punishment & Society, 23(4), 557–577.

Mony, H., & Mulyasantoso, N. (2017). Kualitas Berita Penerima Sertifikasi Kompetensi Ditinjau Dari Aspek Bahasa Indonesia Jurnalistik. Jurnal Ilmiah Fikom USAHID Jakarta, 5, 1–18.

Ihsani, S. N. (2021). Kekerasan Berbasis Gender dalam Victim-Blaming pada Kasus Pelecehan yang Dipublikasi Media Online. Jurnal Wanita Dan Keluarga, 2(1), 12–21.

Sulhin, I., & Mustofa, M. (2010). Bunga rampai kriminologi.

Liu, J. (2021). MOOC in the West and East: A Comparative Content Analysis of Newspapers. RIED. Revista Iberoamericana de Educación a Distancia, 24(2), 309–327.

Lovell, R. E., & Dissell, R. (2021). Dissemination and Impact Amplified: How a Researcher–Reporter Collaboration Helped Improve the Criminal Justice Response to Victims With Untested Sexual Assault Kits. Journal of Contemporary Criminal Justice, 37(2), 257–275.

Megawati, E., & Mony, H. (2020). Etika Penulisan Berita Korban Kejahatan Susila dan Anak Pelaku Kejahatan di Media Online. Communicare: Journal of Communication Studies, 7(2), 135–153.

Mony, H. (2020). Bahasa Jurnalistik: Aplikasinya dalam Penulisan Karya Jurnalistik di Media Cetak, Televisi, dan Media Online. Deepublish.

Neuman, W. L. (2017). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Nur Fajrah Safira, A. H. dan R. A. (2022). Analisis Wacana Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dalam Pemberitaan Republika Online. Kajian Jurnalisme, 5.

Nuzuli, A. K., Natalia, W. K., & Adiyanto, W. (2021). Tinjauan Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik dalam Pemberitaan Prostitusi Online di Surabaya. Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, 4(1), 35–43.

Piliang, Y. A. (2011). Dunia yang dilipat: Tamasya melampaui batas-batas kebudayaan. Matahari.

Serisier, T. (2017). Crime, Media, and Popular Culture, Women, Crime, and Justice. Oxford Research of Criminology.

Sugiyono, S., & Lestari, P. (2021). Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif, Kualitatif, dan Cara Mudah Menulis Artikel pada Jurnal Internasional). Alvabeta Bandung, CV.