Analisis Makna Simbolik Larung Tumpeng Pada Upacara Distrikan di Danau Ranu Desa Ranuklindungan Pasuruan

Main Article Content

Isnaini Indrawati
Siti Muyasaroh
Zainul Ahwan

Abstract

This study aims to find out and raise the symbolic meaning and how communication events, communication situations, communication patterns and communication actions at district ceremonies and larung lumpeng in Lake Ranu Ranuklindungan Village, Grati District, Pasuruan Regency. The symbolic meaning in district ceremonies and larung tumpengmenarik to be researched, considering that there are many aspects of communication that have not been scientifically raised, especially in the realm of Communication Science. This research uses a qualitative descriptive paradigm approach, with focus group discussion (FGD) data collection methods and document analysis. The theory used is the theory semiotics of charles sanders pierce which is related to symbols and interactions in the Distrikan and Larung tumpeng ceremonies, semiotics of charles sanders pierce by prioritizing 3 models of semiotiks Charles Sanders Pierce, namely Icon, Simbols and Index. In Semiotiks concept the communication pattern shown is in 3 times of distrikan ceremonial, that can create several symbols as a medium, as well as expressed in the form of prayers and mantras to interact with God through the intermediary of The New Klinting As Bahu Rekso Danau Ranu. And by using the context of the minds of the people around Lake Ranu who take a role or action as a symbolic ability to place themselves in the implementation of the District and Larung tumpengdi Lake Ranu ceremonies, Ranuklindungan Village, Grati District as a form of symbolic.


Abstrak


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengangkat makna simbolik serta bagaimana peristiwa komunikasi, situasi komunikasi, pola komunikasi dan tindakan komunikasi pada upacara distrikan dan larung lumpeng di Danau Ranu Desa Ranuklindungan Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan. Makna simbolik dalam upacara distrikan dan larung tumpeng menarik untuk diteliti, mengingat ada banyak aspek komunikasi yang belum diangkat secara ilmiah terutama dalam ranah Ilmu Komunikasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan data Focus Group Discussion (FGD) dan analisis dokumen. Teori yang digunakan adalah teori semiotika charles sanders pierce yang berkaitan dengan simbol dan interaksi yang ada didalam upacara distrikan dan larung tumpeng, semiotika charles sanders pierce dengan 3 model analisis semiotik Charles Sanders Pierce yakni Ikon, Simbol dan Indeks. Kesimpulan penelitian menunjukkan dalam model semiotik komunikasi yang ditunjukan adalah komunikasi pada tiga waktu upacara distrikan yakni pembukaan, prosesi dan penutup yang dapat menciptakan beberapa simbol dalam tanda-tanda fenomena upacara distrikan serta dituangkan dalam bentuk doa dan mantra untuk berinteraksi dengan Tuhan melalui perantara Baru Klinting Sebagai Bahu Rekso Danau Ranu, dengan menggunakan konteks pikiran masyarakat sekitar Danau Ranu, yang mengambil peran atau tindakan sebagai kemampuan simbolis untuk menempatkan diri dalam pelaksanaan upacara Distrikan dan larung tumpeng di Danau Ranu Desa Ranuklindungan Kecamatan Grati.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Indrawati, I., Muyasaroh, S., & Ahwan, Z. (2022). Analisis Makna Simbolik Larung Tumpeng Pada Upacara Distrikan di Danau Ranu Desa Ranuklindungan Pasuruan. Jurnal Komunikasi Nusantara, 4(2), 307-315. https://doi.org/10.33366/jkn.v4i2.223
Section
Articles

References

Ahmadi, D. (2008). Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar. Mediator: Jurnal Komunikasi, 9(2), 301–316. https://doi.org/10.29313/mediator.v9i2.1115

Dillistone, F. W. (2021). The Power of Symbols. Kanisius.

Haris, A., & Amalia, A. (2018). Makna Dan Simbol Dalam Proses Interaksi Sosial (Sebuah Tinjauan Komunikasi). Jurnal Dakwah Risalah, 29(1), 16–19. https://doi.org/10.24014/jdr.v29i1.5777

Indrawati, I. (2017). Makna Simbol Dan Nilai Budaya Upacara Adat Mappanre’tasi: Sebuah Pemertahanan Budaya Lokal Di Tengah Teror Kesyirikan. Walasuji: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 8(2), 253–266.

Keesing, R. (2014). Teori-teori tentang Budaya. Antropologi Indonesia.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2010). Theories of human communication. Waveland press.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2014). Analisis Data Kualitatif. UI Press.

Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D., & Rakhmat, J. (2009). Komunikasi Antarbudaya: panduan berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya. Remaja Rosdakarya.

Putri, F. D., & Nurjanah. (2015). Makna Simbolik Upacara Mangongkal Holi Bagi Masyarakat Batak Toba Di Desa Simanindo Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2(2).

Refisrul, R. (2016). Upacara Tabuik; Ritual Keagamaan Pada Masyarakat Pariaman. Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 2(2), 530–550. https://doi.org/10.36424/jpsb.v2i2.70

Safira, R. Z., & Mariasa, I. N. (2021). Interaksi Simbolik pada Pertunjukan Jaranan Jawa Turonggo Budoyo Desa Rejoagung Kabupaten Tulungagung. Jurnal Analisa Sosiologi, 10(1). https://doi.org/10.24329/aspikom.v3i3.173

Sambas, S. (2015). Sosiologi Komunikasi. Pustaka Setia.

Sobur, A. (2018). Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan: (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Alfabeta.

Xiao, A. (2018). Konsep Interaksi Sosial Dalam Komunikasi, Teknologi, Masyarakat. Jurnal Komunika: Jurnal Komunikasi, Media Dan Informatika, 7(2), 94–99. https://doi.org/10.31504/komunika.v7i2.1486